Skip to main content

Materi Cerpen Bahasa Indonesia

Materi Cerpen

Pengertian Cerpen
Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella dan novel.

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.

Unsur Intrinsik Cerpen
1. Tokoh dan karakter tokoh
           Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan atau karakter menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh  yang menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.
Tokoh: pameran atau orang yang memerankan tokoh.
Ada 3 tokoh yaitu:
     1. Tokoh protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku baik.
     2. Tokoh antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama). Tokoh antagonis merupakan tokoh yang biasanya berperilaku jahat.
     3. Tokoh tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama). Tokoh tritagonis merupakan
tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis dan biasanya berperilaku baik.
 Penokohan / perwatakan : penentuan sifat  tokoh dalam cerita.
Ada 2 teknik untuk memperlihatkan penokohan / perwatakan yaitu :
  1. Melalui teknik analitik (menyebutkan secara langsung)
  2. Melalui teknik dramatik (secara tidak langsung)
2.  Latar (setting)
         Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret(nyata) dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
  Latar : menggambarkan tempat, waktu, suasana peristiwa dalam cerita.
3.  Alur (plot)
         Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasanya disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut.
 a) Pengarang  menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Urutan peristiwa tersebut meliputi:
    Mulai melukiskan keadaan (situation);
    Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
    Keadaan mulai memuncak (rising action);
    Mencapai titik puncak (klimaks);
    Pemecahan masalah/penyelesaian (denouoment);
 b) Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulai dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menegok kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur mundur.
Alur : jalur cerita atau rangkaian jalannya cerita. Pententangan atau konflik.
 Alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
 Ada lima tahapan dalam alur :
    Perkenalan,
    Penanjakan,
    Klimaks
    Puncak klimaks, dan
    Anti klimaks atau penyelesaian.
4. Sudut pandang (point of view)
               Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan kepada siapakah yang menceritakan kisah tersebut?
  Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang  “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.
  Sudut pandang ada 2 yaitu sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga.
5. Gaya bahasa
            Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan kata), penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapkan seorang pengarang terhadap karyanya.
6. Tema
               Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan.
7. Amanat
                   Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
Unsur-Unsur Ekstrinsik
A. Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat penulis yang  mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen tersebut. Ada beberapa latar belakang yang mempengaruhi penulis, diantaranya adalah:
1. Ideologi Negara
2. Kondisi Politik
3. Kondisi Sosial, dan
4. Kondisi ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat.


B. Latar belakang penulis
Latar belakang penulis adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau memotivasi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:
1. Riwayat hidup sang penulis
Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.
2. Kondisi psikologis
Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.
3. Aliran sastra penulis
Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
C. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen
1. Nilai agama
Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama.
2. Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.
3. Nilai moral
Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.
4. Nilai budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang berlaku.

Comments

Popular posts from this blog

Cerpen Bahasa Bali

Makeber Ring Muncuk Carang Alit Mahenyak akijap, manyingakin kabut kabut sane tebel makeber ring duur gadinge matan ai. Ngiring medalnyane ring paraduan. Semilir angine, dingin tuah , nutupin panyingakan lan ngerasain ia ngebelai jidat, bok, lan atma ipune.   nagih ngaba ia majalaran, joh ring langite. Nyingakin gumi sane kainjek. “enggalang mulih Atrayu, Suudang metik bunga mitir”, meme nyeritang ring pinggir jalane. Atrayu kehenyak ring lamunanne, lantas meresang bungan mitir sane sampun kapetik ituni,lantas malaib, ring tengah padang gadang tegeh. Niki kahidupanne, Atrayu, ia lan kulawargane tinggal ring Bali, tepatnyane ring bedugul sane kaletak ring bukit. Dini suhune dingin, bek entik-entikan gede tegeh, penduduknyane bek sane berkebun lan madagang. Akudang menit ring ladange, anak muani nguda bagus nemuin ia, “gek, margi ka   peken lewatin dija nggih?”,  “lurus, saking pertigaan belok kanan, beli ikutin jalanne nika, pekenne bakal kaliatin ring pinggir margi

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen Bahasa Indonesia

Kumpulan Cerpen & Unsur Intrinsik - Ekstrinsiknya MARTINI Wanita itu bernama Martini. Kini ia kembali menginjakkan kakinya di lndonesa, setelah tiga tahun ia meninggalkan kampung halamannya yang berjarak tiga kilometer dari arah selatan Wonosari Gunung Kidul. Didalam benak Martini berbaur rasa senang, rindu dan haru. Beberapa jam lagi ia akan berjumpa kembali dengan suaminya, mas Koko dan putranya Andra Mardianto, yang ketika ia tinggalkan masih berusia tiga tahun. Ia membayangkan putranya kini telah duduk dibangku sekolah dasar mengenakan seragam putih – merah dan menmpati rumahnya yang baru, yang dibangun oleh suaminya dengan uang yang ia kirimkan dari arab Saudi, Negara dimana selama ini ia bekerja. Martini adalah seorang tenaga kerja wanita yang berhasil diantara banyak kisah mengenai tenaga kerja wanita yang nasibnya kurang beruntung. Tidak jarang seorang TKW pulang ketanah airnya dalam keadaan hamil tanpa jelas siapa ayah sang janin yang dikandungnya. Atau

Berita Bahasa Bali

Berita Bahasa Bali Gradag – grudug, Belog Ajum, Ngapung             Nedeng tengai tepet. Sakewala Komang Santiyasa ( 22 ) suba siaga di bale banjar. Mabaju malengen. Warnane selem, barak di lengen. Matopong barak mekamen selem, mesaput poleng. Lenan teken ento masi makaca mata selem tur masepatu. “ Sekaa layangan lakar meadu jani di Padanggalak, tiang suba maan duman tugas, ” keto abetne Komang Santiyasa. Komang maan duman tugas ngaba bendera. Ento awanane Komang majalan tanggu malu. Magandeng ajak timpalne ane negakin motor knalpot mabedel, munyin motor ane tegakina teken Komang gumanti ngebekin gumi. Gruung, gruung,gruung......!             Di subaane sekaane majalan, Komang ngotek – ngotekang bendera ane abane. Komang ngemaang cihna apang anake majalan di malu nyamping. Tusing ja Komanh Santiyasa dogen ane buka keto. Di nuju masan layangan buka janine, liu muani –muani Baline ane buka punyah. Makejang pada ngae layangan ngae layangan saling pagedenin, saling paaengin. Ap